Monday, 11 September 2017

Tidak Perlu Diumbar. Karena Kebahagiaan yang Hakiki itu?



Tetap tenang dan nikmati dulu yang sedang kita rasakan, tidak perlu kebahagiaan yang kita rasakan selalu diumbar dimedia sosial. Diumbar? lagi pula apa gunanya bagi orang lain?

Baiknya kita pikirkan lebih dulu. Semua orang setuju berlebihan itu tidak baik, cukup ekspresikan sewajarnya saja. Bila perlu buat saja puisi, sajak, ataupun kata-kata bijak. Karena hal seperti itu lebih responsive, tidak seperti mengumbar yang mungkin kita tidak tahu menjadi orang lain malah merasa iri. Bukankah itu tidak baik? Dunia sekarang tidak sebaik dulu, hati kita pun begitu. Ada hati yang dulu murni sekarang busuk dan jijik. Sudah banyak yang mulut dan tangannya menjadi senjata, berhati-hatilah karena sewaktu-waktu dunia akan terlihat nista.

"Janganlah engkau terlalu senang (bangga). Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri." (QS. al-Qashas:76)
Milikilah kebahagiaan yang hakiki, bukan kebahagiaan yang hanya bersuka cita. Bukan kebahagiaan yang hanya untuk menindas orang lain karena kemewahan dunia. Terlebih lagi, hal semacam itu tidak pantas dikatakaan kebahagiaan. Hanya kebahagiaan yang munafik alias kesenangan saja.

"Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih." (QS. Ali Imran:188)

Kebahagiaan yang berada dalam jalur yang benar dan dalam rangka membahagiakan orang lain adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Allah Swt. Semoga kita adalah orang yang memiliki kebahagiaan itu sampai akhirat nanti.


Related Posts

Tidak Perlu Diumbar. Karena Kebahagiaan yang Hakiki itu?
4/ 5
Oleh

2 comments

14 August 2018 at 06:45 delete

Ketika yang relevan yang sensasional.
Hidup anda di sebuah lingkungan yang primitif,tentang proses dan hasil terhubung dengan erat.
Anda haus;maka minum sudah cukup membuat anda puas.
Intuisi anda tidak hilang untuk hal hal yg tidak linier.

Reply
avatar
14 August 2018 at 07:33 delete

Sejarah peristiwa pemikiran manusi,ilusi pemahaman,distorsi perspektif,valuasi berlebihan terhadap informasi faktual.

Reply
avatar